Mendefinisi Ulang Mahasiswa Ideal
Akhirnya kembali posting tulisan di blog ini, setelah hampir
7 bulan sejak tulisan pertama. Memang salah satu ilmu yang masih perlu saya
perbaiki adalah konsitensi. Mohon doanya agar bisa lebih produktif ke depannya.
Memasuki akhir bulan Juli ini, beberapa kampus mulai
disibukkan dengan agenda tahunannya yaitu penerimaan mahasiswa baru, tak
terkecuali di Universitas Sriwijaya tempat saya berkuliah. Ribuan mahasiswa
dari berbagai daerah, latar belakang, serta berbagai varian jalur masuk mulai
berdatangan di wilayah sekitar kampus untuk mengurus berbagai hal mulai dari
tempat tinggal hingga registrasi ulang.
Membahas soal mahasiswa baru atau yang biasa disingkat "maba" memang akan melahirkannya banyak topik menarik; seperti isu UKT, beasiswa,
senioritas saat pengenalan kehidupan kampus, sampai bagaimana tips menyusun
rencana studi. Namun yang ingin saya bahas dalam tulisan ini adalah hal yang
sangat mendasar dan bagi saya penting untuk saya share dengan teman-teman maba
agar dapat menyusun strategi yang tepat dalam mengarungi kehidupan kampus.
Sebelum memasuki kehidupan kampus lebih jauh, saya ingin
teman-teman maba bisa menyempatkan waktu untuk coba menanyakan beberapa hal
yang sangat dasar ini pada diri anda masing-masing : apa yang menjadi hobi anda?
Buku apa yang sering anda baca? Kegiatan seperti apa yang sebenarnya anda
senangi? Bagaimana kondisi finansial anda saat ini? Pekerjaan apa yang
sebenarnya yang cocok dengan anda? Serta pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya
yang berhubungan dengan konsep diri.
Sumber gambar https://www.plukme.com/post/konsep-diriI1dEVxQ
Barangkali beberapa dari teman-teman maba bertanya untuk apa
sebenarnya kita perlu memetakan konsep diri? Dan tentu, apa sih pentingnya kita
mempunyai konsep diri bagi kehidupan kampus? Untuk menjawab hal tersebut,
sebelumnya saya ingin mengajak teman-teman untuk mendefinisi ulang kembali
dengan apa yang kita sebut sebagai mahasiswa ideal. Kira-kira, sebelum membaca
tulisan ini, apa yang ada dalam benak anda tentang mahasiswa ideal? Mahasiswa
ber-IPK di atas 3,6 kah? Mahasiswa yang cepat lulus kah?
Jika itu yang ada dalam benak anda, maka anda tidak salah.
Itu memang salah satu kategori mahasiswa ideal. Tapi yang perlu digarisbawahi
adalah bahwa bukan itu saja bentuk dari mahasiswa ideal. Yang kerap kali keliru
dalam pemahaman maba adalah kurangnya referensi berbagai tipe mahasiswa ideal
sehingga tidak sedikit mahasiswa yang menjalani kehidupan kampusnya secara
monoton dan tidak memaksimalkan potensi yang sebenarnya ada dalam dirinya. Hal
ini karena setiap mahasiswa memiliki potensi yang berbeda-beda dan tentu saja
akan memiliki konsep ideal yang berbeda, membutuhkan treatment yang berbeda,
serta sarana aktualisasi diri yang berbeda tergantung konsep dirinya
masing-masing.
Untuk lebih memudahkan teman-teman maba menangkap ide saya,
silakan jawab contoh pertanyaan ini. Apakah seorang yang punya jiwa wirausaha
harus masuk Fakultas Ekonomi? Bagaimana dengan mereka yang punya bakat
entrepreneur tapi justru masuk Fakultas Ilmu Komputer? Apakah lantas itu
mematikan potensinya? Tentu ada banyak dari teman-teman maba yang mengalami
kasus seperti ini dan kemudian langsung berkesimpulan bahwa dirinya salah
jurusan.
Padahal bumi yang kita singgahi ini amat sangat luas untuk
menampung berbagai varian jenis manusia. Teman-teman yang punya jiwa wirausaha
namun masuk Fakultas Ilmu Komputer adalah orang-orang yang punya potensi paling
besar untuk mengambangkan dunia startup. Atau misalkan teman-teman yang memilki
kelebihan dalam bidang IT yang justru masuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
teman-teman bisa memanfaatkan kelebihan yang kalian punya serta memaksimalkan
tools-tools yang kalian dapatkan di perkuliahan untuk mengembangkan beragam
metode pembelajaran berbasis teknologi. Dengan konsep berfikir seperti ini maka
teman-teman bisa tetap mengembagkan keahlian sembari menikmati pembelajaran di
jurusan masing-masing karena menjadikan dua hal tadi sebagai kombinasi potensi
yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan.
Maka dari itu, yang perlu teman-teman maba pahami bahwa ada
beragam bentuk mahasiswa ideal dan silakan identifikasikan diri termasuk di
tipe manakah kalian. Setidaknya menurut saya ada 3 tipe mahasiswa ideal yang
saya klasifikasikan berdasarkan pengalaman di kampus, diantaranya :
1. Tipe Akademik
Tipe akademik merupakan mahasiswa yang
memiliki konsen untuk mendalami berbagai hal yang sesuai dengan jurusan yang ia
tempuh, memiliki rasa tanggung jawab keilmuan yang tinggi, serta biasanya
mereka adalah orang yang cenderung “achievement
oriented”. Jika teman-teman merupakan siswa yang sering mengikuti Lomba
Karya Tulis Ilmiah (LKTI), olimpiade, atau berbagai lomba keilmiahan sejenis,
maka besar potensi teman-teman untuk menjadi mahasiswa dengan akademik yang
ideal.
Beberapa hal yang bisa menjadi standar
mahasiswa tipe ini bisa dikategorikan ideal antara lain : memiliki IPK yang
relatif tinggi, masa studi yang efisien, memperoleh beasiswa, serta aktif
mengikuti berbagai lomba maupun forum keilmuan di tingkat universitas,
nasional, bahkan hingga internasional. Cukup banyak contoh mahasiswa ideal tipe
ini, namun saya ambil satu contoh yaitu Putri Adelia, Mahasiswa Berprestasi
(Mawapres) Utama Fakultas Ekonomi 2017 yang juga Mawapres ketiga Unsri 2017. Saya
contohkan beliau karena di angkatan saya yaitu angkatan 2014, Putri merupakan
salah satu yang paling memenuhi standar di atas. Saya harap teman-teman yang
memproyeksikan diri menjadi tipe akademik bisa menelusuri profil beliau di
intenet.
2. Tipe Wirausaha
Tipe ini merupakan mahasiswa yang memiliki
jiwa wirausaha yang tinggi. Mereka memiliki kemampuan yang baik dalam membaca
peluang, mampu memanajemen waktu dengan baik, dan biasanya merupakan orang yang
memiliki skill khusus dengan nilai jual yang tinggi. Skill tersebut tak mesti
harus sesuai jurusan yang ditempuh, namun bisa saja skill yang tidak berkaitan
dengan jurusannya.
Jika
kalian semasa SMA telah berjualan seperti menjual pulsa, makanan ringan,
ataupun aksesoris, atau di rumah kalian telah terbiasa dengan kegiatan jual
beli karena orang tua berwirausaha; maka tipe mahasiswa wirausaha cocok untuk
anda kembang sebagai konsep diri ideal anda.
Lain hal dengan tipe akademik, tipe wirausaha
hanya memilki satu standar yang bisa membuat mahasiswa ini terkategori ideal.
Standar itu adalah mereka yang sembari kuliah telah membuka usaha milik sendiri
dan beroleh omset yang setidaknya cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Contoh mahasiswa yang paling ideal untuk tipe ini adalah kak Ragil Pamungkas,
mahasiswa Fakultas Pertanian Unsri angkatan 2012 yang saat ini telah memilki
beberapa cabang usaha dengan omset hingga jutaan rupiah per hari.
Tipe aktivis ini merupakan mahasiswa yang
berkecimpung dalam organisasi, baik internal maupun eksternal kampus. Ataupun juga
mereka yang aktif dalam berbagai gerakan sosial, lingkungan, maupun pendidikan.
Mereka adalah orang-orang yang terbiasa kritis, senang bersosialisasi, memiliki
empati yang tinggi terhadap sesama, serta cenderung anti-mainstream. Teman-teman
yang semasa SMA menikmati rutinitas sebagai pengurus OSIS, Paskibra, LKK, dan
organisasi atau kegiatan sejenis lainnya bisa meneruskan pengembangan dirinya
dengan menggunakan konsep diri tipe ini.
Nah, barangkali tipe ini yang kerap masih
jadi pro kontra bahkan di kalangan mahasiswa itu sendiri. Seringkali kita
melihat para aktivis ini dianggap sebelah mata karena kerap dibenturkan dengan
fakta bahwa rata-rata mereka memiliki masa studi yang lebih panjang dibanding
yang lain. Padahal untuk menilai para aktivis ini kita harus menggunakan
perspektif yang berbeda. Aktivis memiliki kosep idealnya tersendiri dengan
beberapa kualifikasi seperti : memiliki riwayat karir organisasi kampus yang
baik diiringi dengan karya dan kontribusi nyata yang berdampak besar bagi
masyarakat atau setidaknya lingkungan kampusnya sendiri, memiliki jaringan dan
relasi yang luas, serta mampu aktif baik di dalam maupun di luar kelasnya
(memiliki nilai IPK yang relatif baik meski tidak harus besar).
Ada begitu banyak juga contoh mahasiswa ideal
tipe ini. Jika dalam skala Unsri saya barangkali akan mencontohkan salah satu
rekan seperjuangan saya kala di BEM KM FT Unsri yaitu Agus Adi Putra, mahasiswa
Teknik Mesin Unsri angkatan 2014. Beliau merupakan Kepala Dinas Kajian Strategi
dan Advokasi BEM KM FT 2017, aktif juga sebagai relawan di lembaga Sinergi
Sriwijaya, dan yang tak kalah penting adalah prestasi akademiknya yang juga
memuaskan. Atau jika bicara skala nasional maka saya akan mencontohkan Gubernur
DKI Jakarta saat ini yaitu Bapak Anies Baswedan yang semasa kuliah pernah
menjabat sebagai ketua Senat Mahasiswa di eranya.
Tentu saja ketiga tipe ini merupakan versi saya, dan jika
kalian tanyakan pada orang lain barangkali akan menemukan jawaban yang berbeda.
Juga yang menjadi catatan adalah kalian bisa saja mengombinasikan dua atau
keseluruhan tipe ini, tergantung kemampuan kalian mengonsep dan memanajemen
diri kalian, meski saya belum menemukan role model yang tepat di kampus Unsri
yang bisa dikategorikan ideal dalam 3 hal tersebut.
Lalu bagaimana teman-teman bisa menemukan konsep diri yang
ideal bagi kalian? Saya juga memiliki 3 tips yang barangkali bisa membantu
teman-teman dalam mengembangkan potensi yang ada dalam diri kalian.
- Open Minded
Bersiaplah menjadi pribadi yang bisa
mendengarkan berbagai saran dan masukan, biasakan diri untuk melihat suatu
peristiwa atau fenomena secara menyeluruh, serta adil dan objektiflah dalam
menilai. Sehingga teman-teman bisa memilah informasi yang didapat dari berbagai
sumber dengan tepat dan bisa menjadikannya sebagai kerangka berfikir yang
realistis. Dan pada akhirnya teman-teman bisa menempatkan posisi secara tepat.
Ingatlah, dunia akan terlihat indah jika
kita mau membuka mata atas semua peristiwa yang telah terjadi, dan berbagai
kemungkinan yang akan terjadi. Jika kita memilih untuk menutup mata maka tidak
akan kelihatan karena gelap :D
- Perbanyak Referensi
Hal ini bisa dilakukan dengan meperbanyak
bacaan, menonton berbagai video, ataupun rutin memperbaharui informasi melalui
berbagai media. Sehingga teman-teman menjadi kaya akan gagasan dan mempermudah
kalian untuk menghasilkan karya yang orisinil.
- Bergabung ke dalam Organisasi atau Komunitas Terkait
Hal ini tak lepas dari kodrat kita sebagai
makhluk sosial, sehingga kehidupan kita amat sangat dipengaruhi dengan kondisi
lingkungan sekitar. Maka penting bagi teman-teman agar menentukan organisasi
atau komunitas mana yang tepat untuk menjadi wadah bagi kalian dalam
mengembangkan diri. Fungsi teman-teman bergabung dalam suatu organisasi agar
kalian mendapat orang-orang yang bisa me-supervising perkembangan kalian,
memberikan arahan yang tepat, mengingatkan jika kalian mulai out of the track,
hingga memotivasi saat kalian berada di titik jenuh.
Barangkali itu sedikit yang bisa saya share. Poin intinya
adalah bagaimana teman-teman maba bisa sesegera mungkin menemukan kosep ideal
diri kalian masing-masing, sehingga akan menghasilkan anda yang ideal sebagai
seorang MAHASISWA.
Rahmat Akurizki
Menteri PPSDM BEM KM Unsri
Kabinet Bangga Sriwijaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar